BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Di
Indonesia kasus-kasus menyedihkan tentang penyakit flu burung di berbagai media
cetak maupun elektronik seakan tak henti-hentinya muncul sepanjang tahun.Di
suatu waktu pemberitaan tersebut kembali muncul dengan yang lebih parah dan
menyedihkan.Banyak masyarakat yang tidak mengetahui informasi yang benar
tentang penyakit flu burung.Ketidaktahuan masyarakat mungkin merupakan salah
satu factor yang menyebabkan penyakit flu burung tak kunjung reda.Lebih lanjut
ketidaktahuan pun menyebabkan masyarakat tidak mau mengubah gaya hidup yang
salah selama ini dan sering terlambat melaporkannya.Hal yang paling parah
adalah informasi yang salah dari pihak yang tidak tahu tapi sok tahu,maupun pihak
yang tidak mau bertanggung jawab akan memperburuk kondisi perekonomian
masyarakat karena wabah flu burung.
Sebenarnya
kematiaan yang sangat tinggi pada unggas karena flu burung telah di laporkan
pertama kali pada tahun 1878 dengan nama fowl plaque(sampar ayam).Namun
demikian penyakit flu burung baru di kenal secara luas oleh masyarakat
Indonesia sejak tahun 1997 k etika
penyakit mewabah di Hongkong dan menyerang ayam dan unggas peliharaan.Kemudian
di susul meninggalnya sejumlah orang yag menunjukkan gangguan pernapasan
setelah kontak dengan ayam atau burung penderita penyakit flu burung dengan
pemeriksaan yang membuktikan kematiannya di sebabkan virus influenza A subtype
H5N1.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam karya tulis ini adalah:
1.
Apa penyebab penyakit flu burung?
2.
Bagaimana cara penularan penyakit flu
burung?
3.
Bagaimana gejala penyakit flu burung?
4. Bagaimana
cara mencegah penyakit flu burung?
5. Bagaimana
cara pengobatan flu burung?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulis dalam penulisan karya tulis ini adalah:
1. Untuk
menambah pengetahuan tentang penyakit flu burung.
2. Untuk
mengetahui penyebab penyakit flu burung.
3. Untuk
mengetahui tip yang aman di kala wabah penyakit flu burung menyerang.
4. Untuk
mengetahui cara penularan,pengobatan,dan pencegahan penyakit flu burung.
1.4 Manfaat
Penelitian
Manfaat
yang di peroleh penulis pada saat penyusunan karya tulis ini adalah:
Penulis
menjadi lebih tahu apa penyabab penyakit flu burung,cara
penulara,pencegahan,gejala-gejala flu burung serta pengobatan penyakit flu
burung.
1.5 Metodologi
Penulisan
Dalam
menyusun karya tulis ini penulis menggunakan beberapa metode.Hal ini di
maksudkan untuk memperoleh teori yang di ajarkan pada buku-buku yang berkaitan
dengan penulisan karya tulis serta mencari sember-sumber yang ada pada referensi.
Adapun
dalam pengolahan data,metode yang di pakai adalah:
1.
Studi Kepustakaan
Mengambil pengertian dari buku yang sudah ada denagn
harapan karya tulis ini tidak menyimpang dari pengertian yang sudah ada
sebelumnya.
1. Metode
Analisis Data
Analisis data yang di lakukan penulis dalam karya
tulis ini adalah:
a. Metode
Deduktif
Yaitu metode yang di mulai dari hal-hal
yang berlaku umum untuk menarik simpulan yang khusus.[1]
b. Metode
Induktif
Yaitu metode yang mempelajari suatu
gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.[2]
1.6 Sistematika
Penulisan
Dalam
menyusun karya tulis ini penulis membagi atas beberapa bab dan tipe-tipe bab
penulis bagi menjadi beberapa bagian.
Adapun
isi dari tiap-tiap bagian tersebut adalah:
a. Bagian
formalitas,terdiri dari halaman judul,halaman pengesahan,halaman motto dan
persembahan,kata pengantar dan daftar isi.
b. Bagian
isi terdiri dari
BAB
I Pendahuluan,meliputi:Latar
Belakang Masalah,Rumusan Masalah,Tujuan Penelitian,Manfaat
Penelitian.Metodologi Penelitian,Sistematika Penulisan.
BAB
II Landasan
Teori,meliputi:pengertian penyakit flu burung.
BAB
III Pembahasan
meliputi:Penyebab Penyakit Flu Burung,Cara Penularan,Pencegahan Flu
Burung,Gejala-Gejala Flu Burung,dan Pengobatan Penyakit Flu Burung.
BAB
IV Penutup meliputi:Simpulan,Saran
dan Kata Penutup.
c. Bagian
terakhir berisi daftar pustaka yang di gunakan penulis dalam mencari resensi
buku
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Flu Burung
Penyakit
flu burung adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus influenza A subtype
H5N1.Penyakit flu burung umumnya menyerang unggas serta menimbulkan gejala yang
ringan sampai yang berat dan fatal yaitu menimbulkan kematian.Namun
kadang-kadang unggas yang terserang penyakit terutama unggas liar seperti itik
dan burung liar tidak menunjukkan gejala klinis tetapi dapat menyebarkannya
pada hewan lain maupun manusia.
Unggas
yang menderita flu burung dapat menularkan virus berjumlah besar dalam
kotoran(feses) maupun sekreta yang di keluarkannya.Virus flu burung dapat
bertahan hidup dalam air sampai 4 hari pada suhu 22oC dan lebih dari
30 hari pada 0oC.Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang
sakit,virus dapat bertahan lebih lama,namun akan mati pada pemanasan 60oC
selama 30 menit atau 90oC selama 1 menit.Virus mempunyai masa inkubasi
yang pendek yaitu antara beberapa jam sampai 3 hari,tergantung pada jumlah
virus yang masuk,rute kontak dan spesies unggas yang terserang.
H5N1
sebenarnya adalah jenis virus yang menyerang reseptor galactose yang ada pada
hidung hingga ke paru-paru pada unggas yang tidak di temukan pada manusia,dan
serangan hanya terjadi di sekitar alveoli yaitu daerah di paru-paru di mana
oksigen di sebarkan melalui darah.Oleh karena itu virus ini tidak mudah di
sebarkan melalui udara saat batuk atau bersin seperti layaknya virus flu burung
bisa.[3]
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Penyebab Penyakit Flu Burung
Virus
penyebab influenza trgolong family Orthomyxoviridase.Virus terdiri atas 3 tipe
antigenic yang berbeda yaitu A,B dan C.Virus influenza A bias terdapat pada
unggas,manusia,babi,kuda dan kadang-kadang mamalia yang lain.Sebaliknya virus
influenza B dan C hanya di temukan pada manusia.
Penyakit
flu burung yang di sebut pula Avian Influenza di sebabkan oleh virus Influenza
A.Virus ini merupakan virus RNA dan mempunyai aktivitas haemaglutinin (HA) dan
Neuraminidase(NA).Pembagian subtiape virus berdasarkan permukaan
antigen,permukaan haemaglutinin dan neuraminidase yang di milikinya.Saat ini 15
jenis HA telah di kenali,mulai H1 sampai H15 dan 9 jenis NA,mulai N1 sampai N9.Di antara 15
subtipe HA,hanya H5 dan H7 yang bersifat ganas pada unggas.
Variasi
antigenic virus influenza sering di temukan melalui drift shift antigenic.Drift
antigenic terjadi karena adanya perubahan struktur antigenic yang bersifat
minor pada permukaan antigen H dan atau N,sehingga shift antigenic terjadi
karena adanya perubahan yang bersifat dominan pada struktur
antigenic.Pengaturan kembali struktur genetic virus pada unggas dan manusia di
perkirakan merupakan suatu sebab timbulnya stain baru virus pada manusia yang
bersifat pandemic.
3.2 Cara
Penularan
Virus
flu burung subtype H5N1 dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui
makanan,minuman dan sentuhan.Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin.Bahan
makanan yang di dinginkan atau di bekukan dapat menyimpan virus.
Penularan
penyakit dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.Penularan secara
langsung adalah penularan dengan cara kontak langsung antara hewan penderita
flu burung atau hewan lain yang peka maupun manusia.Hewan yang terinfeksi
mengeluarkan virus dari saluran pernapasan,mata dan kotoran.Jadi hewan yang
peka atau manusia dapat pula mengalami penularan secara langsung bila mengalami
kontak dengan material tersebut.
Penularan
secara tidak langsung dapat terjadi melalui udara yang tercemar material atau
perlengkapan peternakan,kandang,kurungan ayam,dan lain-lain.Oleh karena itu
alat-alat yang telah berhubungan dengan penderita flu burung harus di
desinfeksi.Virus penyakit flu burung mempunyai amplop,sehingga relative
sensitive bila terkena zat kimia yang mengandung lipid,seperti deterjen.Virus
pun akan rusak oleh formalin,asam encer,panas,PH yang terlalu tinggi dan
kekeringan sehingga bahan-bahan kimia tadi bisa di gunakan untuk melakukan
desinfeksi kandang maupun peralatan peternakanyang telah terkontaminasi virus
flu burung.
Secara
garis besar cara-cara penularan flu burung yang di sebabkan oleh virus H5N1
adalah sebagai berikut:
1.
Bersentuhan langsung dengan unggas yang
sakit atau produk dari unggas yang sakit tersebut akan membuat Anda tertular.
2.
Media lain untuk menularkan penyakit flu
burung ini adalah lingkungan sekitar.
3. Penularan
flu burung juga dapat terjadi dengan perantara manusia.
Penularan
flu burung dengan melewati produk dari ternak unggas.Sebagian orang memilih
mengkonsumsi produk unggas mentah atau tidak masak sempurna.Fillet ayam,telur
mentah dan beragam produk mentah unggas dapat menjadi media penularan virus
H5N1 pada pengkonsumsinya.Virus flu burung ini akan mati apabila produk unggas
tersebut di masak secara sempurna.Mengkonsumsi daging setengah matang dan telur
setengah matang
4.
masih berpeluang terjangkit virus flu
burung,jika unggas yang di potong sudah terjangkit oleh virus ini.[4]
3.3 Gejala Flu Burung
3.3.1 Gejala pada manusia
Masa inkubasi virus
adalah 1-7 hari di mana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang terkena flu
burung adalah dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Timbulnya
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
2. Timbulnya
demam tinggi (>38oC).
3. Sakit
tenggorokan secara tiba-tiba.
4. Batuk,mengeluarkan
ingus,nyeri otot.
5. Sakit
kepala.
6. Lemas
mendadak.
7. Timbunya
radang paru-paru(pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat
menyebabakan kematian.
Mengingat gejala flu burung mirip
dengan flu biasa maka tidak ada yang membedakan flu burung dengan flu
biasa.Jika ada penderita yang batuk,pilek dan demam yang tidak kunjung
turun,maka di sarankan untuk segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat.Namun
gejala yang di turunkan oleh virus H5N1 ini berbeda-beda di mana ada kasus
seseorang anak laki-laki yang mengalami diare parah dan di ikuti dengan koma
panjang tanpa mengalami gejala-gejala seperti influenza.
3.3.2 Gejala pada unggas
Penyakit flu burung di tularkan baik ke
sesama unggas maupun spesies lainnya dan manusia melalui kotoran burung.Satu
tetesan sekresi dari burung yang terinfeksi mengandung virus yang dapat
membunuh 1 juta burung.Virus ini kemudian menempel di berbagai media seperti
sarana transportasi ternak,peralatan kandang yang
tercemar,pekerja di peternakan dan burung-burung liar.
Gejala klinis yang dapat di temukan
pada unggas yang terinfeksi flu burung adalah sebagai berikut:
1.
Mengalami gangguan pernapasan seperti
batuk,bersin dan ngorok.
2.
Jengger kebiruan.
3.
Peradangan pada sinus atau lubang
hidung.
4.
Pembengkakan di daerah kepala dan muka.
5.
Kerontokan bulu.
6.
Mengeluarkan leleran dari mata secara
berlebihan.
7.
Terjadinya gangguan produksi telur dan
cangkak telur lembek.
8.
Tingkat kematian tinggi,sering terjadi
kematian secara mendadak.
9.
Kaki berwarna kemerah-merahan seperti di
keroki dan jika di buka terdapat pendarahan.
10. Gangguan
syaraf yang di tandai unggas membentur-benturkan kepala serta gangguan
keseimbangan,seperti berdiri dan berjalan sempoyongan.[5]
3.4 Cara Mencegah Flu Burung
Pencegahan flu burung pada hewan
dapat di lakukan dengan 3 jalan yaitu dengan peningkatan biosekuriti,pemberian
vaksinisasi dan depopulasi serta stamping out.[6]
3.4.1 Biosekuriti
Biosekuriti adalah cara menangani
ternak secara higenis.Caranya meliputi semua tindakan yang merupakan pertahanan
pertama untuk mengendalikan wabah dengan mencegah semua kemungkinan kontak atau
penularan dengan peternakan yang tertular dan penyebaran penyakit.Tindakannya
meliputi:
1.
Memberi lalu lintas orang atau pekerja
dan kendaraan yang keluar masuk lokasi peternakan.
2.
Para pekerja dan semua orang yang ada di
lokasi peternakan harus dalam keadaan sehat.
3.
Untuk keamanan petugas maupun
unggas,para pekerja dan semua orang yang
ada di lokasi peternakan harus menggunakan pakaian
pelindung,kacamata,masker,sepatu pelindung dan harus menggunakan tindakan
desinfeksi serta sanitasi.
4.
Mencegah kontak antara unggas dengan
burung liar atau burung air,tikus,lalat dan hewan lainnya.
3.4.2
Vaksinisasi
Vaksinisasi
merupakan program pengebalan dengan memasukkan virus flu burung yang sudah di
lemahkan atau di matikan.Tujuannya adalah merangsang tubuh membentuk antibody
untuk melawan virus flu burung apabila suatu saat menyerang.
Vaksin
flu burung memang cukup sehat untuk hewan sehat,tetapi jika sudah terlanjur
sakit sebaiknya jangan di vaksin karena keamanannya tidak bisa di jamin.Pemilik
sebaiknya melakukan program vaksinisasi secara rutin dan yidak usah menunggu
ada ayam yang sakit baru di vaksin karena antibody untuk melawan flu burung
tidak langsung timbul seketika.Pada umumnya unggas akan membentuk antibody 2
minggu setelah di vaksin.Jadi jika menunggu ayam yang sakit maka akan terlambat
dan mungkin menimbulkan bahaya pada ayam atau unggas sakit yang di vaksin flu
burung.
3.4.3
Depopulasi
Pemusnahan selektif(depopulasi) adakah
suatu tindakan mengurangi populasi unggas yang menjadi sumber penularan
penyakit.Tindakan ini di lanjutkan dengan prosedur disposal.Disposal adalah
prosedur untuk melakukan pembakaran dan penguburan terhadap bangkai
unggas,telur,kotoran(feses),bulu,alas kandang,pupuk dan pakan ternak yang
tercemar serta bahan dan peralatan lain yang tercemar,tetapi tidak dapat di
desinfeksi secara sfektif.
3.4.4
Stamping Out
Stamping
out adalah tindakan pemusnahan secara menyeluruh yaitu memusnahkan seluruh
unggas yang sakit maupun sehat pada peternakan tertular dan semua unggas yang
berada dalam radius 1 km dari peternakan tertular.
3.5
Cara Pengobatan Flu Burung
Jenis
obat penanggulangan infeksi flu burung ada 2,pertama adalah obat seperti
amantadine dan rimantadine yaitu ion channel(M2) blocker,yang menghalangi
aktivitas ion chanel dari virus flu jenis A sehingga aliran ion hydrogen dapat
di blok dan virus tidak dapat berkembang biak.
Jenis
obat yang kedua adalah Neurimidase(NA) inhibitor,seperti zanamivir dan
oseltamivir dengan protein NAnya yang berfungsi melepaskan virus yang
bereplikasi di dalam sel sehingga virus tidak dapat keluar dari dalam sel.Virus
ini nantinya akan menempel di permukaan sel saja dan tidak akan pindah ke sel
lain.[7]
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari
pembahasan yang penulis paparkan di atas,maka penulis dapat mengambil simpulan
sebagai berikut:
1.
Penyakit flu burung merupakan penyakit
yang di sebabkan oleh virus influenza A subtype H5N1.
2.
Pasien perlu mengetahui gejala-gejala
flu burung.
3.
Cara penularan flu burung ada 2 yaitu
dengan cara lansung dan dengan cara tidak langsung.
4.
Pencegahan flu burung pada hewan dapat
di lakukan dengan 3 cara yaitu dengan peningkatan biosekuriti,pemberian
vaksinisasi,dan depopulasi serta stamping out.
5. Jenis
obat penanggulangan infeksi flu burung ada 2 yaitu amantadine atau rimantadine
dan neurimidase.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di
atas,penulis mempunyai beberapa saran di antaranya yaitu:
1.
Agar para pembaca dapat mengetahui lebih
dalam tentang penyakit flu burung.
2.
Lebih baik mencegah dari pada mengobati
dan kesehatan lebih berharga dari pada kekayaan.
3.
Di harapkan manusia bisa mensyukuri
nikmat yang telah di berikan Allah SWT yang berupa kesehatan dan keselamatan.
4.3
Kata Penutup
Alhamdulillah
karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa hambatan apapun.Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan.Maka penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
karya tulis ini.Hanya kepada Allah SWT penulis berharap semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi semuanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Yuliarti,Nurheti.2006.Menyingkap Rahasia Penyakit Flu Burung.Yogyakarta:Andi
Astuti,Ana Puji dan
Setyoningsih.2011.Panduan Pembelajaran
Pendidikan Sosiologi 1 SMA dan MA.Pati:MGMP Pendidikan Sosiologi Kabupaten
Pati
Andre.2010.”Penyakit
Flu Burung”,(Online),(http://fluburung.org/cara-cara-penularan-flu-burung.asp/,diakses
6 Januari 2012)
Admin.2009.”Penyakit
Flu Burung”,(Online),(http://fluburung.org/pengobatan-flu-burung.asp/,diakses
6 Januari 2012)
GLOSARIUM
Desinfeksi : tindakan umum mensucikan
secara tepat dan cermat.
Feses : kotoran hewan.
Fowl Plaque : sampar ayam.
Formalin : Zat pengawet mayat.
Galactose : monosakarida yang di
temukan bersama glukosa dalam laktosa
atau gula susu.
Hydrogen : gas yang tidak
berwarna,tidak berbau dan dapat terbakar.
Inkubasi : jarak antara
masuknya virus hingga terlihat gejala pada manusia.
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
Lipid : lemak yang
tidak dapat larut dalam air tetapi bisa di ekstraksi oleh pelarut nonpolar.
Sanitasi : saluran pembuangan air.
Sekresi : pemisan 2 buah
alel menjadi alel tersendiri yang masing-masing membawa sepasang kromosom.
Sinus : lubang hidung.
[1]
Ana Puji Astuti dan Setyoningsih.Panduan Pembelajaran Pendidikan Sosiologi 1
SMA dan MA(Pati,2011),hal13
[2]
Ana Puji Astuti dan Setyoningsih.Loc Cit1
[3]
http://www.news-medical.net/health/what-is-bird-(H5N1)-(Indonesia).aspx
[4]
http://fluburung.org/cara-cara-penularan-flu-burung.asp
[5]
Nurheti Yuliarti.Mengingkap Rahasia Penyakit Flu Burung,Yogyakarta,2006,hal.13
[6]
Ibid,hal.31
[7]
http://fluburung.org/pengobatan-flu-burung.asp